Praktik Baik Merdeka Belajar di Daerah Pedalaman

Prima/Editor: Seno- 15 Maret 2023

Tangerang, Kemendikbudristek – Tinggal di pedalaman bukan suatu halangan untuk menjadi bermanfaat bagi orang banyak. Salah satu contohnya adalah Putri Putu Pratami, Ibu Penggerak dari Provinsi Kalimantan Tengah yang sedang bergerak untuk mendekatkan akses pendidikan bagi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.

Berawal dari kesenangannya pada bidang literasi serta rasa prihatin terhadap kemampuan literasi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya yang masih rendah, Putri mulai mencoba mengumpulkan para orang tua untuk berdiskusi. Dari situ, Putri jadi mengetahui bahwa masalah yang dihawatirkan oleh mereka adalah terkait Asesmen Nasional (AN).

“Kemampuan literasi anak-anak di daerah saya cukup rendah. Ditambah kekhawatiran orang tua terkait kebijakan Ujian Nasional diganti menjadi Asesmen Nasional,” ujar Putri saat ditemui dalam acara Training of Trainer Komunitas Ibu Penggerak Sidina di Tangerang, Sabtu (11/3).

AN menjadi kebijakan pertama dalam Merdeka Belajar yang telah digulirkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak tahun 2020. Walaupun lokasi perkebunan sawit yang menjadi tempat tinggal Putri dan tetangganya sangat jauh dan harus menempuh waktu selama 12 jam dari ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, namun penerapan AN telah dilakukan di sekolah sekitarnya.

Saat mulai menerapkan AN sebagai pengganti UN, dikatakan Putri bahwa para orang tua khususnya ibu-ibu di sekitar tempat tinggal Putri menjadi khawatir akan kemampuan membaca anak-anak mereka. “Para orang tua di sana baru mulai mengenalkan buku kepada anak-anak mereka saaat anaknya mulai masuk usia sekolah. Anak-anak dipaksa untuk bisa baca tanpa memahami apa yang dibaca,” ungkap Putri.

Sejak saat itu, lanjut Putri, ia menjadi semakin tergerak untuk memberikan pemahaman terkait literasi baca. Berangkat dari niat, Putri mulai berkolaborasi dengan komunitas baca serta yayasan taman baca yang diikutinya di Kalimantan Tengah. Gemar dengan read a loud, selanjutnya Putri mulai berani untuk berbagi ilmu kepada para orang tua dan anak-anak di lingkungannya.

“Saya mengkampanyekan metode read a loud kepada ibu-ibu, dan ternyata perkembangannya sangat luar biasa, mereka jadi tahu lebih dalam tentang literasi dan read a loud,” tutur Putri.

Untuk menyediakan buku bacaan read a loud, Putri rela mengeluarkan biaya pribadi. Baginya, kebahagiaan yang sangat besar melihat kemampuan literasi anak-anak menjadi semakin baik. Tak hanya itu, Putri juga rela mengubah beberapa ruangan di rumahnya menjadi taman bacaan bagi masyarakat sekitar.

“Saya mmembeli buku-buku bacaan untuk mereka. Walaupun ongkos kirim buku tersebut lebih mahal dari harga bukunya, tapi saya sangat senang melihat perubahan yang dialami anak-anak menjadi lebih paham tentang literasi, bukan hanya sekedar bisa membaca saja,” imbuh Putri.

Untuk menambah pengetahuan yang akan ia berikan kepada masyarakat, Putri tidak puas hanya bergabung dengan Komunitas baca di wilayahnya. Putri mulai bergabung dengan Komunitas Ibu Penggerak Sidina dengan mengikuti seleksi hingga berhasil mengikuti pelatihan sebagai Trainer Ibu Penggerak di wilayah Kalimantan Tengah.

“Walau harus berjuang mendapatkan jaringan internet dengan keluar dari kebun sawit dan menempuh perjalanan selama 12 jam untuk sampai di Kota Palangkaraya, saya sangat senang bisa berkesempatan menimba ilmu di sini. Banyak wawasan baru yang saya ketahui, dan ini akan saya tularkan kepada masyarakat di sana,” tutur Putri.

Dari pelatihan yang diikuti, Putri semakin semangat karena hobi dan kegemarannya tentang literasi bisa mejadi kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Putri berharap melalui Merdeka Belajar Episode ke-23 akan semakin meningkatkan kemampuan literasi anak, bukan hanya sekedar bisa membaca saja.

“Dari Merdeka Belajar Episode ke-23 saya jadi tahu bahwa banyak buku bacaan yang bisa diunduh secara gratis melalui laman https://budi.kemdikbud.go.id. Nanti saya akan unduh dan cetak, mudah-mudahan dengan tambahan buku-buku dari situ bisa menambah semangat anak-anak dan orang tua di lingkungan tempat tinggal saya untuk lebih mencintai literasi,” harap Putri.

Tinggalkan Balasan