Tim MBKM, Editor: Denty- 11 April 2023
Jakarta, Kemendikbudristek – Lebih dari 20 ribu mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 5 telah menjalani penugasan mereka di sekolah sasaran selama hampir dua bulan. Untuk memberi semangat kepada para peserta dalam menjalani sisa waktu penugasan mereka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan Sharing Session Inspiratif “Memperluas Zona Nyaman” secara daring melalui Zoom dan kanal Youtube Ditjen Diktiristek, Kamis (6/4/2023) lalu.
Sesi ini menghadirkan Pranika Dian Dini, Guru SDN 008 Tanjung Palas Timur Kalimantan Utara. Selain menjadi guru sekolah dasar, ia juga terlibat aktif mendukung kampanye literasi melalui komunitas dan kerap mengadakan pelatihan menulis bagi penulis lokal. Pada kegiatan ini, ia menceritakan berbagai tantangan yang dihadapi sebagai seorang guru di sebuah desa kecil dengan fasilitas belajar yang kurang memadai.
“Saya datang bukan sebagai guru yang ditugaskan oleh pemerintah. Saya datang sendiri sebagai guru honorer dan itu berat. Tapi saat saya melihat tempat itu, dalam hati kecil saya berkata ini adalah tempat yang tepat, dan mungkin saya bisa melakukan sesuatu di sini. Dulu saya berpikir saya tidak akan lama di sini, tapi ternyata justru saya jadi jatuh cinta dengan dunia mengajar,” kisahnya.
Di sekolah tersebut banyak siswa berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan yang rendah. Mayoritas orang tua siswa merupakan pekerja kebun yang bekerja dari pagi hingga petang, sehingga anak-anak tidak mendapatkan dukungan atau pendampingan yang cukup untuk belajar di rumah. Tidak sedikit pula siswa yang akhirnya berhenti bersekolah selepas lulus dari SD karena memilih untuk bekerja di perkebunan sawit demi membantu ekonomi keluarga.
“Jadi memang sekolah itu sangat berarti. Kalau di kota banyak tempat les yang bisa diikuti,di sini sekolah menjadi lembaga yang sangat penting untuk bisa membantu mereka mengakses pendidikan. Kalau bukan dari sekolah, anak-anak dapat akses di mana lagi?” ucap Dian.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi sekolah yang cukup memprihatinkan mendorongnya untuk mencari cara agar para siswa bisa tetap memperoleh pendidikan yang terbaik. Keterbatasan buku yang tersedia di sekolah membuatnya mencoba membuat buku cerita sederhana yang bisa digunakan sebagai bahan ajar.
Dian dan guru-guru lainnya juga mengumpulkan donasi untuk membeli buku dan mengundang pustakawan dari sekolah induk untuk datang ke sekolah tersebut sekali dalam seminggu untuk membawa buku-buku yang dapat dibaca secara bergantian oleh para siswa. Ia pun mengajak para mahasiswa untuk bisa membuat program-program yang inovatif, meskipun sekolah memiliki fasilitas yang terbatas.
“Saat kita dalam masalah kita harus mencari jalan keluar. Yang penting mau berproses walaupun sulit, menikmati proses itu, dan terus lakukan yang terbaik. Sembari belajar ternyata kita juga bisa berbuat sesuatu sesuai dengan kapasitas kita. Saya percaya teman-teman pasti lebih keren lagi,” kata Dian.
Kegiatan Sharing Session ini merupakan salah satu bentuk pembekalan bagi para mahasiswa, sebagai lanjutan dari kegiatan pembekalan pra penugasan yang telah diikuti oleh seluruh peserta sebelum diterjunkan ke sekolah sasaran. Rangkaian kegiatan pembekalan diselenggarakan untuk memastikan mahasiswa memahami perannya selama bertugas dan memastikan materi pembekalan bermakna dan sejalan dengan realita yang terjadi di lapangan.
“Setelah mengikuti program dan bertugas selama hampir dua bulan, tentunya kalian sudah banyak mendapatkan pengalaman berharga dan berbagai cerita inspiratif yang saya yakin akan terus terpatri di ingatan kalian. Penugasan yang selama ini dijalani kami yakin tidak semudah yang terlihat. Namun, mari kita jadikan senyum dan tawa yang berhasil kalian lukiskan di wajah adik-adik kita di sekolah sebagai penyemangat utama untuk terus memberikan pengabdian terbaik,” ucap Kepala Program Kampus Mengajar, Asri Aldila Putri.
Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi katalisator untuk menyalurkan semangat pengabdian dari narasumber yang dihadirkan sekaligus memberikan stimulus kepada mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 5 tentang praktik baik yang sudah berhasil dilakukan dalam memberikan asistensi kepada murid agar mereka bisa terus memiliki semangat belajar yang kuat.
“Tanamkan kepada diri kita semua bahwa pengabdian yang saat ini kita jalani merupakan bagian dari kontribusi besar untuk membantu adik-adik kita di sekolah agar memiliki masa depan yang jauh lebih baik lagi. Mari jadikan pengabdian selama beberapa bulan ke depan menjadi langkah awal bagi kita untuk terus berproses menjadi pribadi yang tidak pernah mengenal lelah menebarkan kebermanfaatan sepanjang hayat,” pungkasnya.***