Cerita Persiapan Para Mahasiswa yang Diterima Program IISMA

Tim MBKM 06 Mei 2023

Jakarta, Kemendikbudristek – Sebanyak 1.133 mahasiswa program sarjana dan 559 mahasiswa program vokasi terpilih sebagai peserta Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), program beasiswa yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Berbagai persiapan dilakukan para peserta terpilih sejak jauh hari hingga belajar bahasa Inggris dari YouTube.

Program IISMA memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia dari berbagai latar belakang sosial, geografi, dan ekonomi, untuk memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang bermakna di perguruan tinggi terbaik dunia selama satu semester dengan pembiayaan dari pemerintah Indonesia.

Nurul Isnaniah, mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda, menjadi salah satu mahasiswa yang beruntung untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Nurul terpilih untuk menjalani studi di salah satu perguruan tinggi ternama di Inggris, yaitu di Coventry University.

“Saya berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga belajar di luar negeri bagi saya hanyalah sebuah mimpi. Meskipun saya sangat menginginkannya, saya tahu keluarga saya tidak sanggup membiayai saya untuk belajar di luar,” kata Nurul.

Sebagai salah satu program yang cukup populer di kalangan mahasiswa Indonesia, proses seleksi yang harus dilalui calon peserta IISMA terbilang cukup ketat. Namun hal ini tidak mengurungkan niat Nurul untuk berjuang demi memperoleh kesempatan yang telah lama ia idam-idamkan. Dengan tekun ia mempersiapkan diri untuk mengikuti proses seleksi, termasuk persiapan mengikuti tes kemampuan Bahasa Inggris.

“Ketika Program IISMA diluncurkan saya merasa masih ada harapan untuk orang seperti saya. Saya belajar mandiri lewat Youtube dan internet. Saya juga melakukan riset dan belajar banyak dari esai peserta IISMA angkatan sebelumnya,” imbuhnya.

Nurul menjadi satu dari 53 mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP)-Kuliah yang terpilih untuk mengikuti IISMA Tahun 2023. Kesempatan serupa diperoleh Anif Pramuditya, mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe penerima beasiswa KIP-Kuliah yang berasal dari Kabupaten Aceh Tamiang.

“Saya masih tidak percaya bahwa saya terpilih menjadi peserta IISMA. Ketika melihat pengumuman dan mengetahui bahwa saya terpilih, saya langsung sujud syukur dan berteriak, saya sangat bersyukur untuk kesempatan yang luar biasa ini,” kata Arif yang akan mengikuti studi selama satu semester di Universiti Malaysia Pahang.

Peserta Program IISMA tahun ini berasal dari 31 provinsi di Indonesia, dan merupakan mahasiswa pada perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. William Jordi Soplantila, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sorong, menjadi salah satu mahasiswa asal Indonesia Timur yang lolos sebagai peserta IISMA, dan berhak mengikuti studi di Newcastle University Inggris.

“Sebelum mendaftar saya merasa agak pesimis karena mungkin akan banyak peserta yang berasal dari perguruan tinggi top di Indonesia. Saya selalu minder dengan diri saya sendiri, tapi saya tahu yang terpenting adalah mencoba, dan ternyata saya berhasil. Saya ingin menunjukkan bahwa meskipun berasal dari perguruan tinggi yang kurang populer, kita memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing,” kata William.

Untuk mengikuti seleksi Program IISMA, ia mempersiapkan diri selama sekitar 10 bulan. Sama seperti peserta lainnya, proses seleksi yang harus dilalui William juga tidak mudah. Namun ia beruntung bisa langsung lolos pada kali pertama mengikuti program.

Kesempatan langka yang ditawarkan program ini memang mendorong banyak mahasiswa untuk rela mendaftar kembali meskipun sempat gagal pada tahun sebelumnya seperti yang dilakukan Alia Fitrida Camila, Universitas Mataram.

“IISMA adalah sesuatu yang sangat saya butuhkan. Sebagai seseorang yang tinggal di Lombok, saya tahu betul pentingnya pemahaman lintas budaya, dan IISMA memberikan kesempatan itu,” kata Alia.

Kegagalan pada seleksi Program IISMA tahun 2022 menantang Alia untuk kembali mencoba. Ia berusaha menemukan titik lemahnya dan terus belajar untuk memperbaiki diri. Ia mengisi waktu liburan dengan belajar Bahasa Inggris, dan melakukan banyak latihan untuk mengikuti tes kemampuan Bahasa Inggris. Usahanya ternyata membuahkan hasil, karena tahun ini ia terpilih untuk mengikuti Program IISMA di Victoria University of Wellington, Selandia Baru.

“Memang menantang, tapi saya tahu kalau saya tidak mencoba saya akan menyesal nantinya. Sekarang saya berbicara sebagai salah satu peserta IISMA, sesuatu yang tidak bisa saya bayangkan sebelumnya. Saya yakin IISMA akan membuka lebih banyak pintu untuk belajar dan meraih cita-cita saya,” pungkas Alia.***

Tinggalkan Balasan