Atdikbud/Rayhan Parady, Editor: Seno Hartono 4 Juni 2023
Berlin, 04 Juni 2023 – Program pendidikan vokasi sistem ganda Jerman atau yang populer disebut dengan German Dual VET System (Ausbildung) merupakan salah satu jenis program pendidikan dan pelatihan yang begitu diminati, tidak hanya oleh kaum muda yang berasal dari Jerman namun juga oleh warga negara lainnya termasuk Indonesia.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, Jerman, Ardi Marwan, menyampaikan berdasarkan data imigrasi KBRI Berlin, pada saat ini jumlah pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Jerman jumlahnya mencapai lebih dari 8.000 orang dan dari jumlah tersebut di dalamnya terdapat peserta Ausbildung.
Jumlah peserta Ausbildung dari Indonesia kedepannya diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan, mengingat saat ini Jerman mengalami kekurangan tenaga kerja terampil yang cukup signifikan. “Meskipun program ini begitu menarik khususnya bagi para lulusan SMA/SMK dari Indonesia, persyaratan untuk dapat mendaftar tidaklah mudah dimana utamanya para calon peserta harus memiliki kompetensi bahasa Jerman yang memadai,“ ucap Ardi.
Selain itu, para calon peserta harus memiliki kesiapan mental dan displin diri yang mumpuni, agar dapat mengikuti seluruh rangkaian program dengan sukses. Karena ada beberapa peserta yang tidak berhasil menyelesaikan program ini yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti tuntutan pekerjaan (selama fase praktek kerja), perbedaan kultur dan persoalan interaksi dengan sesama rekan kerja atau dengan atasan dan alasan lainnya.
Azubi yang merupakan panggilan untuk para peserta atau pelajar yang mengikuti program Ausbildung, pada umumnya, mereka memilih program ini guna memperoleh kualifikasi profesional resmi Jerman yang memungkinkan mereka untuk dapat bekerja dan menetap di Jerman. Meskipun demikian, beberapa lulusan program vokasi sistem ganda ini ada yang memutuskan untuk kembali ke tanah air untuk melanjutkan pendidikan atau menempuh karir di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Ardi turut menyampaikan informasi terkait disetujuinya permohonan penyetaraan ijazah/sertifikat kelulusan Ausbildung yang diajukan oleh salah seorang lulusan kepada bagian penyetaraan ijazah luar negeri Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti), dimana program pendidikan dan pelatihan yang diikutinya merupakan program dengan durasi 3 tahun.
Lebih lanjut, Ardi menegaskan bahwa keputusan apakah sertitifikat/ijazah Ausbildung yang diusulkan dapat disetarakan dengan D III atau jenjang lainnya tentunya didasarkan atas hasil penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai penyetaraan Ijazah luar negeri Dikti.
Singkatnya, berkaca dari hal ini, lulusan Ausbildung dengan durasi program minimal 3 tahun memiliki peluang untuk ijazah/sertifikat kelulusannya dapat disetarakan dengan jenjang D III. “Kemudian, untuk dapat dilakukan penilaian, pemohon tentunya harus mengikuti prosedur dan memenuhi persyaratan pengajuan penyetaraan ijazah luar negeri sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Dikti,“ ungkap Ardi.
Kepopuleran program Ausbildung bukanlah tanpa alasan. Pertama, selama mengikuti program para Azubi mendapatkan kesempatan untuk praktek/magang di industri selama sekitar 70% dari total masa pendidikan dan 30% mendapatkan pelajaran/mata kuliah teori di sekolah/institusi vokasi (Berufsschule).
Kedua, selama mengikuti program para Azubi akan mendapatkan tunjangan bulanan yang rentang besarannya sekitar antara 600 – 1.300 Euro/bulan. Ketiga, setelah menyelesaikan program yang berlangsung antara sekitar 2 s/d 3,5 tahun ini para peserta akan memperoleh sertifikat kelulusan/ijazah yang dapat digunakan untuk berkerja secara profesional di Jerman dan mayoritas lulusannya langsung diserap oleh industri. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber terbuka disebutkan bahwa banyak dari program ini yang masa pendidikan dan pelatihannya berlangsung selama 3 tahun.